I PENDAHULUAN
Tanaman obat keluarga (TOGA), adalah tanaman hasil
budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat keluarga pada
hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga dapat
memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun
dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat
secara menadiri dam memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian
dalam pengobatan keluarga (www.wikipedia.com,. 2016).
Sebagian besar penduduk di Indonesia masih banyak yang
tinggal di pedesaan atau di daerah pegunungan yang pada umumnya masih belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang memadai, baik dari pemerintah maupun
swasta. Mereka masih banyak yang berekonomi lemah atau kurang mampu. Di daerah
seperti itu umumnya masih sedikit atau sulit ditembus dengan peredaran obat
yang harganya semakin mahal. Padahal problem kesehatan disana sangat berfariasi
dan ada kalanya sulit pula cara penanggulangannya.
Posisi semacam inilah obat tradisional ditampilkan
sebagai salah satu pengobatan alternatif yang sangat penting artinya, khususnya
untuk penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat
preventif maupun sebagai pengobatan (kuratif).
Pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat
tidaklah asing bagi masyarakat Indonesia, karena sebelum rakyat Indonesia
merdeka pun, masyarakat pelosok desa sudah menggunakan tanaman obat tersebut
hingga sekarang, pengobatan tradisonal masih diakui keberadaannya di kalangan
masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus membina dan
mengembangkannya, penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai
obat preventif maupun sebagai pengobatan tradisonal.
Tanaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam
upaya pelaksanaan pengendalian kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal sejak
dahulu dalam pengobatan tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku
belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih
tertuju kepada khasiat dan kegunaannya saja.
Karena dengan perkembangan
teknologi pula, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa
dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman untuk dikonsumsi dan
bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping.
Banyak bagian tumbuhan yang bisa
digunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun, dan akar
atau umbi. Oleh karena pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut maka perlu kita
mempelajarinya dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita.
Perawatan Tanaman Obat
Tanaman yang
dipelihara dipekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai
bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanamana obat
dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan
kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengendalian hama penyakit
tanaman perlu dilakukan. Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan
bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan
kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanahmaupun air, dan yang paling
berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang
dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak
tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian
organik. Dalam budidaya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk
menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang
digunakan diantranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah
dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit
tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat disekitar rumah
(Santoso, dkk., 2008)
Faktor
Peningkatan Penggunaan Tanaman Obat yaitu:
1. Pada
umumnya, harga obat-obatan buatan pabrik yang snagat mahal, sehingga masyarakat
mencari alternatif pengobatan yang lebih murah
2.
Efek samping yang ditimbulkan oleh
obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik. Kandungan
unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarny menjjadi dasar
pengobatan kedokteran modern artinya pembuatan obat-obatn pabrik menggunakan
rumus kimia yang telah disintesis bahan alami ramuan tradisional (Salan,Rudy. 2009).
III
LUARAN YANG DIHASILKAN
Adapun
luaran yang dihasilkan pada kegiatan ini, yaitu :
1. Pekarangan
rumah warga dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2. Dengan
adanya pemanfaatan pekarangan rumah untuk TOGA warga lebih menggunakan obat
tradisional tanpa ada efek sampingnya.
3. Dapat
meminimalkan untuk biaya pengobatan.
IV PENETAPAN
MASALAH
Jika dilihat dari kondisi di Desa Renah Lebar,
pekarangan rumah belum di manfaatkan semaksimal mungkin sementara jika di warga
desa tersebut mau, pekarangan rumah tersebut dapat digunakan untuk tanaman
obat. Selain tanaman ini tidak susah di rawat tanaman obat ini akan memberikan
efek positif bagi warga tersebut, namun sebagian masyarakat tidak mengetahui
manfaat dari tanaman yang ada di sekitar mereka. Jika tanaman obat ini ada di
sekitar rumah warga maka ketika salah satu dari anggota keluarga tersebut sakit
maka dengan cepat mendapatkan pengobatan,. Tanaman obat ini tidak jauh beda
khasiatnya dengan obat-obatan buatan pabrik dan efek samping yang ditimbulkan
oleh obat trasdisonal sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.
Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya
menjadi dasar pengobatan kedokteran modern artinya pembuatan obat-obatan pabrik
menggunakan rumus kimia yang telah di sintetis bahan alami ramuan tradisional .
V METODE PELAKSANAAN
Pada pembuatan Tanaman Obat Keluarga di Desa Renah
Lebar ini lokasi nya di pekarangan salah satu rumah warga. Adapun tanaman obat
yang ditanam di Desa ini yaitu, kumis kucing, kunyit, jahe, ciplukan, belai,
serai, dll. Bibit tanaman ini didapat dari warga sekitar desayang mana sebagian
warga menanam tanaman tersebut di sekitar rumah nya.
4.1 alat dan bahan
·
Bibit tanaman
·
Cangkul
·
Kompos
4.2 cara kerja
·
Menentukan lokasi pekarangan rumah warga
yang mudah di jangkau oleh warga sekitar desa
·
Membersihkan tempat penanaman tanaman
obat
·
Setelah bersih, tanah tempat tanaman
obat tersebut di campur dengan kompos organik yang telah di buat oleh mahasiswa
KKN
·
Tanaman obat di tanam dan di siram
·
Satu kali dalam satu hari dilakukan
penyiraman supaya tanaman obat tersebut dapat tumbuh
VI HASIL YANG
DICAPAI DAN PEMBAHASAN
Penanaman Tanaman Obat keluarga di
Desa Renah Lebar berhasil, begitu juga dengan antusias warga dengan adanya
penanaman tanaman obat ini. Harapan nya dengan adanya tanaman ini masyarakat
dapat menggunakan nya semaksimal mungkin dan dapat mengetahui manfaat dari setiap
tanaman yang ada di sekitar mereka.
Berikut ini adalah aneka jenis tanaman yang bisa
dimanfaatkan sebagai obat alami, sangat cocok ditanam di pekarangan atau
halaman rumah sebagai persediaan dalam menjaga kesehatan keluarga..
1.Kunyit
Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Di daerah Jawa, kunyit
banyak digunakan sebagai
ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan,menghilangkan
gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai
bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu
masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat
sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti
tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih
darah.
2. Jahe
Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih
dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang
membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Komponen
bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak/membran dari oksidasi,
menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
3.
Belimbing wulu
Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik Wuluh
menyebuhkan Gusi berdarah Blimbing
Wuluh sebagai Obat Gondongan, Sepuluh buah belimbing Blimbing Wuluh sebagai
Obat Penghilang Panu .
4.
BELUNTAS
Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai
obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat
diare.
6. CENGKEH
Cengkeh berkhasiat sangat kuat untuk obat karena
dapat merangsang. Anti bakteri, anti virus dan anti septic. Setelah diolah
menjadi minyak Cengkeh dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit untuk
penderita sakit gigi karena kandungan senyawa yang terkandung didalamnya dapat
membantu sirkulasi peredaran darah dan dan merangsang kulit apabila dioleskan
langsung pada kulit. Merangsang aromatik pernapasan, untuk mengatasi mual,
muntah-muntah, perut kembung, lemas dan gangguan pencernaan, membantu
merangsang sirkulasi darah dan mengatur suhu tubuh. •
7.
Daun Dewa
Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan
(koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan
bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan
panas, dan membersihkan racun. Daun dewa mengandung zat saponin, minyak atsiri,
flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis didapatkan dari seluruh tanaman. daun
dewa juga bisa mengatasi kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan. Untuk
mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, pembengkakan
payudara, batuk, dan muntah darah seluruh tanaman daun dewa ditumbuk, atau
direbus, lalu airnya diminum.
Delima kaya akan antioksidan polyphenols, seperti
tannin dan anthocyanin. Penelitian medis telah menunjukkan bahwa pasien yang
mengonsumsi jus delima setiap hari dapat merasakan berbagai keuntungan, yakni
kadar kolesterol menurun, memeroleh vitamin C lebih banyak, serta aliran darah
ke jantung meningkat. Ini berarti jus delima juga efektif untuk menjaga jantung
supaya tetap sehat dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sebagai
minuman, jus delima juga dapat mencegah dan memperlambat efek penyakit
Alzheimer, menurunkan tekanan darah, menjaga agar arteri tidak tersumbat oleh
penumpukan plak, mencegah kerusakan tulang rawan, dan menjaga kesehatan gigi
9.
Jambu Biji
Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus,
Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit
Kulit, Luka baru.
10.
Jeruk Nipis
Karena berbagai kandungnan minyak dan zat yang ada
di dalamnya, jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit,
ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara
serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe,
flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit),
mimisan, dan radang hidung.
11.
Kumis Kucing
Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia)
sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di
India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat
tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit.
Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal,
batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
Secara tradisional buah manggis adalah obat
sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk
untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
13.
Kencur
Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri
dalam rimpang kencur mengandung kurang lebih 23 macam senyawa. Tujuh belas di
antaranya mengandung senyawa aromatic, monoterpena, dan seskuiterpena. Senyawa
terakhir punya efek mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri (daya analgesic).
Kencur juga bersifat stimulant, sehingga bias sebagai penambah tenaga. Selain
itu juga bersifat karminatif atau meluruhkan angina, jadi menghilangkan kembung
di perut.
14. Ciplukan
Munculnya
berbagai manfaat ciplukan itu akibat adanya beberapa kandungan yang terdapat di
dalam ciplukan seperti vitamin C, asam palmitat, alkaloid, chlorogenic acid,
polifenol dan lain sebagainya yang terbukti ampuh untuk mengatasi berbagai
jenis penyakit. Secara garis besar tanaman ciplukan ini memiliki peran sebagai
tanaman yang memiliki fungsi antibakteri, anti aflamasi, analgesik,
imunosupresan, antioksidan, sitotoksik, meredakan batuk, antivirus, menetralkan
racun dan anti hiperglikemi. Berikut ini akan kita ulas sedikit manfaat
ciplukan jika dilihat dari bagian tumbuhannya.
Pengolahan
Tanaman Obat
Supriyanto
(2006) mengatakan bahwa para petani dan masyarakat tidak hanya dituntut untuk
tahu cara menanam tanaman obat saja, tapi juga harus tahu bagaimana cara
mengolah tanaman obat yang baik serta mengetahui pula fungsi dan kegunaan
tanaman obat tersebut.
Beberapa faktor
masyarakat kurang memahami cara pengolahan tanaman obat yang baik adalah akibat
dari kurangnya pengetahuan masyarakat dan minimnya buku-buku serta literatur
yang membahas dan mengupas permasalahan tentang cara mengolah , mengetahui
fungsi dan kegunaan dari tanaman obat itu sendiri.
Selain itu juga
dibutuhkan sosialisasi yang berkelanjutan dari pemerintah dan pihak terkait
agar tidak terjadi salah tafsir dikemudian hari tentang cara pengolahan tanaman
obat, karena hal yang demikian sangat diperhatikan oleh masyarakat, disebabkan
tanaman obat berperan penting dalam mengatsi masalah kesehatan keluarga.
Pengetahuan
tentang tata cara pengolahan tanaman obat menjadi dasar pemahaman masyarakat
karena dalam proses ini terjadi pembelajaran tentang bagaimana fungsi dan
kegunaan dari tanaman obat (Anonim 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, “Teknik Budidaya Tanaman Obat” , Satuan Kerja Pembina dan Pengembangan Hortikultura, Kabupaten Majene
Salan,Rudy. (2009). Penelitian faktor-faktor psiko-sosio-kultural dalam pengobatan tradisional pada tiga daerah,
Palembang, Semarang, Bali. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat
Penelitian Kanker dan Pengembangan Radiologi,
Departemen Kesehatan RI. Hal 40.
Santoso, Hieronymus Budi. (2008). Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka. Hal 50)
Supriyanto,
2006. “Proses Pengolahan Tanaman Obat”, Jakarta. Tim Lentera
www.wikipedia.com,. 2016). Pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga (Toga) untuk Kesehatan
Keluarga, library.usu.ac.id.
Diakses pada 03 Mei 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar